Menteri Badan Usaha Milik Negeri (BUMN) Erick Thohir mengatakan pihaknya menolak untuk memonopoli pasar. Pasalnya, perusahaan pelat merah seharusnya menjadi penyeimbang di pasar.
“Saya sangat menolak dengan gagasan-gagasan individu atau perusahaan yang memang sekarang menjadi trennya winners takes all yaitu mengejar market ini untuk dimonopoli,” ujar Erick dalam peluncuran TADEX secara virtual, Selasa (29/6).
Keseimbangan, sambung Erick, perlu dijaga agar perusahaan bisa beroperasi secara berkelanjutan di era pasar terbuka seperti sekarang. Ia mencontohkan keseimbangan terjadi di sektor perbankan.
“Di mana bank-bank Himbara sudah berkelanjutan di pasar yang terbuka dengan persaingan antara swasta asing. Kami terbuka, kami tidak memonopoli, tapi kami berkompetisi secara sehat tanpa meninggalkan penugasan yang diberikan negara kepada kami,” jelas Erick.
Ia berharap keseimbangan juga bisa terjadi di Telkom Group. Erick mengatakan Telkom Group harus bisa bersaing di pasar terbuka.
“Ada perusahaan telekomunikasi lain, ada persaingan juga perusahaan service lain, tapi itulah pasar yang memang sudah disepakati bersama,” ucap Erick.
Selain itu, Erick mengatakan BUMN juga bisa membangun ekosistem bersama perusahaan swasta. Sebagai contoh, kolaborasi Telkom Group yang terdiri dari Telkomsel, Mitranet, dan MD Media bersama Dewan Pers dan Task Force Media Sustainability dalam mendirikan Tanah Air Digital Exchange (TADEX).
“Tadex ini adalah kolaborasi BUMN dengan insan media dan tentunya Dewan Pers yang kami harapkan kolaborasi kalau ini bisa menjadi sebuah kekuatan penyeimbang dan tentu harus kami jaga ini,” papar Erick.
Tadex adalah aplikasi periklanan premium yang mempertemukan antara pengiklan dan penerbit media. Tadex menyediakan berbagai macam ad format yang dapat dimanfaatkan oleh pengiklan untuk meningkatkan efektifitas campaign mereka.
“Ini momen bersejarah bagi ekosistem periklanan digital. Platform ini merupakan premium publisher programmatic pertama karya anak bangsa yang tidak kalah dengan Google Apps dari Indonesia untuk Indonesia,” tutur Erick.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Telkom (Persero) Ririek Adriansyah mengatakan TADEX berpotensi menarik pengiklan dari luar negeri. Dengan demikian, pengiklan di media tak hanya berasal dari orang dalam negeri.
“Ini marketplace yang mempertemukan publisher dengan advertiser. Diharapkan semua transaksi ada di Indonesia, diharapkan ini akan menarik para advertiser tidak hanya dari Indonesia tapi juga dari luar untuk menggunakan media yang ada di Indo,” jelasnya.
Untuk ke depannya, Ririek mengatakan perusahaan akan mengembangkan TADEX untuk memfasilitasi pengiklan bekerja sama dengan pihak televisi dan radio.
“Ke depan TADEX kami kembangkan tidak hanya yang jurnalistik, tapi kembangkan media lain termasuk radio televisi,” pungkas Ririek.