Ekspor gandum Ukraina dari pelabuhan Laut Hitam terus berlanjut walaupun pelabuhan Odessa diserang rudal oleh Rusia. Namun, Ukraina juga memperingatkan bahwa pengiriman biji-bijian akan terganggu jika Rusia terus melakukan serangan lebih banyak. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Sabtu (23/7/2022) mengecam serangan Rusia sebagai tindakan barbarisme, dan menunjukkan bahwa Moskwa tidak dapat dipercaya untuk menerapkan perjanjian.
Sehari sebelumnya pada Jumat (22/7/2022), ekspor gandum Ukraina disepakati dengan Rusia ditengahi oleh Turkiye dan PBB. “Kami melanjutkan persiapan teknis untuk peluncuran ekspor produk pertanian dari pelabuhan kami,” kata Menteri Infrastruktur Oleksandr Kubrakov di Facebook, dikutip dari Reuters pada Senin (25/7/2022). Militer Ukraina yang dikutip oleh stasiun tv Suspilne mengatakan, rudal Rusia yang menghantam pelabuhan Odessa tidak mengenai area penyimpanan biji-bijian atau menyebabkan kerusakan signifikan.
Lebih lanjut militer Ukraina berujar, dua rudal Kalibr yang ditembakkan dari kapal perang Rusia menghantam area stasiun pompa di pelabuhan Odessa, sedangkan dua rudal lainnya ditembak jatuh oleh pertahanan udara. Adapun Rusia pada Minggu (24/7/2022) mengeklaim pasukannya menyerang kapal perang Ukraina dan gudang senjata di pelabuhan Odessa dengan rudal presisi tinggi.
Ekspor gandum Ukraina yang ditandatangani Moskwa dan Kyiv pada Jumat (22/7/2022) dipuji sebagai terobosan diplomatik untuk menahan kenaikan harga pangan global. Pengiriman gandum Ukraina akan kembali seperti tingkat sebelum perang yaitu lima juta ton per bulan. Namun, Oleh Ustenko penasihat ekonomi Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Minggu (24/7/2022) memperingatkan, serangan di pelabuhan Odessa dapat mengganggu pengiriman.
Dia mengatakan, ekspor gandum Ukraina dapat mencapai 60 juta ton biji-bijian selama sembilan bulan ke depan, tetapi dapat memakan waktu hingga 24 bulan jika operasi pelabuhannya terganggu.